Kantor Samsat Kota Banda Aceh |
Hari ini saya ada agenda membayar pajak sepeda motor tunggangan saya, tidak seperti biasanya, kali ini saya harus membayar di Kota Banda Aceh, dimana di tahun-tahun sebelumnya saya selalu membayarnya di Kuala Simpang yaitu tempat saya membeli motor ini dulunya.
Setelah beberapa kali berurusan dengan yang namanya Samsat, sebenarnya saya malas sekaligus benci bila mengingat yang namanya Samsat. dikarenakan setelah saya berurusan beberapa kali yaitu Samsat Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur dan Samsat Pidie, rata-rata pelayanannya hampir sama, yaitu pegawai sekaligus menjadi calo, pembayaran uang yang melebihi seperti tertera pada Pajak Kendaraan Bermotor. kadang2 saya berfikir, ini jelas-jelas lebih yang saya bayar, haruskah saya terima atau saya mesti komplain....??? Seperti biasa, supaya lancar dan cepat saya bayarkan saja, walaupun sebenarnya itu salah, bukan karena jumlah materi atau kalau di aceh biasa disebut Meupidie That Ureung, lebih sedikit kan biasa kalau di Indonesia (uang rokok) tapi tahukah anda, bahwa hukum bagi pemberi dan penerima adalah haram.karena uang tersebut tidak ikhlas diberikan oleh orang yang membayar pajak, namun karena sudah diminta dan untuk menghindari proses administrasi yang rumit ya ikhlas tidak ikhlas mereka bayarkan saja sesuai permintaan.
Pernah suatu kali di kantor Samsat Aceh Tamiang saya coba tanyakan, wajib pajak untuk motor saya sekian, tapi kenapa saya harus bayar lebih, mereka mengatakan kelebihannya untuk biaya map, formulir dan tembak KTP.
dan saya pun berfikir memang begini administrasi sesungguhnya, setelah beberapa kali saya berurusan dengan kantor tersebut dan semuanya sama.
Namun ternyata semuanya salah, setelah saya mengunjungi kantor Samsat di Ibu Kota Provinsi Aceh ini saya merasakan sesuatu yang berbeda, petugas disini sangat ramah, memberikan arahan prosedur pembayaran yang cukup membuat hati saya senang, sehingga dalam hati kecil saya terlintas seandainya semua lini pelayanan publik seperti ini pasti rata-rata umur hidup rakyat aceh akan bertambah, karena hati dan jantung mereka menjadi sehat dikala berurusan dan berhadapan dengan pegawai pemerintah.
Dan yang membuat saya sangat tercengang adalah saat proses pembayaran, tanpa saya tanyakan, sang pegawai setelah memanggil nama saya langsung menyebutkan jumlah nominal yang harus saya bayarkan, dan ternyata tepat seperti yang tertera pada pajak. mereka tidak meminta uang untuk map, formulir, tembak KTP, apalagi ongkos.
Setelah saya keluar dari sini saya berfikir seandainya Kantor Samsat Kabupaten/Kota diseluruh Aceh memiliki pegawai dan prosedur seperti yang ada di Ibu Kota saya yakin tidak akan ada lagi kendaraan BK di Aceh dan tidak akan ada lagi kendaraan yang mati pajak, sebagian besar pemilik kendaraan pasti dengan suka rela akan membayarkan pajak kendaraan mereka.
Semoga Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kekayaan Aceh dapat mengevaluasi kinerja para pegawai mereka di daerah dan dapat membuat sejumlah aturan sehingga ketika masyarakat harus membayar pajak mereka tidak merasa keberatan untuk membayarkannya, selain karena harga yang murah juga pelayanan yang memuaskan. sekian dulu sahabat blogger kita akan berjumpa di lain waktu dengan topik yang berbeda.
0 komentar:
Posting Komentar
Adab Sebagian Dari Ilmu, Jadi Komentarilah Dengan Sebaik-baik Bahasa