Rabu, 25 Juni 2014

Tiga Syarat Untuk Mendapatkan Pertolongan Allah


Tiada yang mustahil di dunia ini, kalimat ini amat sangat sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari kalimat ini biasanya keluar dari mulut para Motivator, Dosen, Guru, Tengku, Orang Tua, dan Teman. Kalimat ini begitu sakral di ucapkan oleh orang-orang yang memahami persis lika-liku kehidupan serta telah sangat banyak makan asam garam dalam hidup ini.

Sebenarnya kalimat ini dari Allah yaitu berdasarkan Sabda Nabi Muhammad SAW "Man Jadda Wajada", siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapat.

Berdasarkan hadis tersebut bila di tela'ah itu berarti tiada yang mustahil di dunia ini asal di kerjakan dengan sungguh-sungguh. pastinya arti sungguh-sungguh dalam islam adalah dengan berusaha dan berdo'a.

Saya teringat dengan kata-kata teman tempat saya bekerja, dia mengatakan Sungguh Cantik Cewek itu, ketika melihat seorang cewek lewat didepan kami, dan saya mengakui bahwa cewek tersebut bukan hanya cantik namun juga menarik. dengan sedikit guyonan dia berkata lagi Seandainya saya masih lajang seperti kamu, sambil menunjuk ke arahku pasti aku akan berusaha untuk memilikinya. 

Kemudian pandangannya mengarah padaku dan dia berkata, apakah kamu tidak suka dengan cewek itu...? tanpa berpikir panjang aku langsung menjawab Lelaki mana yang tak suka dengan cewek secantik itu lagi muslimah serta keturunan orang baik-baik juga kaya.

Suasana sempat terasa hampa beberapa saat, kemudian dengan spontan dia berkata jadi kamu tunggu apa lagi....???

Perasaanku terhentak dan sedikit tercengang mendengar perkataannya itu dalam hatiku berkata sudah gak pas ne orang, kemudian aku berkata apakah mungkin "ta ceut buleun ngoen puteng sadeup" (menggapai bulan dengan celurit). spontan dia marah padaku dengan berkata lebih baik kamu mati saja, dunia ini untuk orang-orang pejuang dan orang yang pesimis seperti kamu tidak akan pernah mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat.

Mendengar pernyataannya itu kemudian emosiku naik dan aku mulai kehilangan kontrol dengan lantang disertai muka dan telinga yang memerah aku menyahutinya dengan kata atas dasar apa anda berkata begitu...? dia malah balik bertanya padaku, Apa sih yang nggak mungkin di Dunia ini....? mendengar pertanyaan itu aku terdiam sambil berpikir sejenak, dengan bijak aku menjawab "Mengembalikan Waktu".

Dari sini aku mulai berpikir rasional serta kemudian mendapat pelajaran berharga dari pembicaraan kami ini. Sang teman lalu berbica tentang motivasi hidup tentang wanita yang harus didapatkan oleh seorang laki-laki dan memang cita-cita sebagian besar lelaki.


Dia memulai pembicaraan dengan kriteria yang disarankan oleh Rasulullah SAW, Nabi menyarankan kita kaum lelaki untuk memilih pasangan hidup dengan melihat empat perkara, Agamanya, Keturunannya, Kecantikannya serta Kekayaannya.

Jika kamu menikahi seorang wanita dengan latar belakang ilmu agama yang kuat, maka kamu kemungkinan besar akan selamat dunia dan akhirat, karena disaat kamu khilaf maka dia akan senantiasa mengingatkan kamu. dan insyaallah kekuranganmu akan di isi oleh kelebihannya.

Apabila kamu mempersunting seorang wanita yang berasal dari keturunan yang baik dan berkualitas, maka dia akan melahirkan anak-anak yang berkualitas pula untuk kamu.

Perkara yang ketiga jika kamu memiliki seorang istri yang berparas cantik maka kamu tidak akan mudah tergoda oleh wanita lain diluar rumah karena dirumahmu ada seorang putri yang sedang menunggu kamu pulang.

Dan yang terakhir dia menyatakan apabila kamu menikah dengan wanita kaya ketika rezekimu tertunda maka ada harta paling tidak untuk makan dirinya sendiri beserta anak-anak kamu. 

Jadi jangan pernah katakan tidak mungkin, karena tidak ada yang mustahil di dunia ini. Allah akan memberikan pertolongannya jika kamu memenuhi tiga syarat, yaitu Perencanaan yang benar, Lakukan dengan sungguh-sungguh serta kerjakanlah sesuatu dengan keikhlasan.

Pada akhir nasehatnya dia kemudian mengatakan ini bukan hanya tentang wanita, Apapun yang menjadi cita-cita kamu jangan pernah katakan tidak mungkin. Allah tidak pernah berdusta dulu, sekarang dan dimasa yang akan datang. mulailah segala sesuatu dengan optimis dan sungguh-sungguh Insyaallah apapun keinginan kamu pasti akan tercapai. Ingat, Dunia ini untuk para pemenang dan kemenangan adalah milik para pejuang. Tiada kata kata terlambat, mulailah dari sekarang.
Baca selengkapnya » 0 komentar

Sabtu, 21 Juni 2014

Penyakit Piala Dunia

Piala Dunia bagi banyak orang merupakan pesta yang di tunggu-tunggu, demi even empat tahunan tersebut mereka mau begadang hingga dini hari untuk menyaksikan jagoan mereka beraksi.

Disamping kemeriahan dan kegembiraan Piala Dunia, ada hal yang sesungguhnya lebih penting dan berharga yaitu "kesehatan" orang-orang mengabaikan kesehatannya untuk melihat para bintang lapangan hijau kelas dunia beraksi.

Piala Dunia tahun 2014 diadakan di Brazil, ratusan ribu orang dari berbagai belahan dunia berbondong-bondong menuju negara Amerika Latin tersebut. mereka rela menghabiskan uang ribuan dolar demi menyaksikan langsung bintang-bintang dunia beraksi.

Di Aceh, sebagian besar penduduk provinsi paling ujung barat pulau sumatra ini pun cukup fanatik dengan olah raga ini. Banda Aceh yang merupakan Ibu Kota provinsi ini merupakan pusat berkumpulnya para pecinta si kulit bundar. saya mengamati selama Piala Dunia digelar, hampir semua warung kopi di kota yang dijuluki sebagai kota seribu Warkop ini di penuhi oleh penonton Piala Dunia. 

Efek negatif bagi anda yang suka menonoton Piala Dunia hingga dini hari dapat berupa penyakit yang cukup berbahaya seperti Tipes, DBD, malaria bahkan kanker (kantong kering) maksudnya....!!! hehehe 
Bagi para pelajar dan mahasiswa, tahukah anda kinerja otak manusia akan bermasalah akibat begadang...??? Ia kinerja otak tidak maksimal ketika anda kurang tidur yang menyebabkan otak kurang istirahat. bahkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di London Inggris, ketika anda menguap itu menandakan otak terlalu panas.

Begitulah kehidupan, selalu ada sisi positif dan negati, yang pasti kesenangan lebih dari segalanya...!!! 

Ada hal yang jauh lebih penting dari semua yang telah saya tulis di atas, yaitu "shalat subuh", sebagian besar orang yang menonton Piala Dunia hingga tengah malam pasti tidak sanggup bangun pagi.  Shalat adalah tiang agama so, jangan sampai anda runtuhkan agama demi Piala Dunia.....!!!


Baca selengkapnya » 0 komentar

Jumat, 20 Juni 2014

Harapan dan Asa di Dua Tahun Pemerintahan ZIKIR


Dua Tahun Pemerintahan ZIKIR- Dr Zaini Abdullah dan Muzakir manaf adalah dua mantan petinggi GAM yang memiliki karakter yang berbeda, yang satu memiliki titel dan kemampuan mentereng untuk masa-masa tahun 1976, yaitu seorang dokter yang kala itu meupo-po sinyak ( anak-anak orang tertentu ) yang bias menyandang gelar seorang dokter. Sedangkan yang satunya lagi adalah salah satu lulusan terbaik Akademi Pelatihan Militer Camp Tajura, Libya.

Setelah puluhan tahun berjuang dengan lika-liku pahit manisnya perjuangan atas nama harga diri, harkat dan martabat bangsa aceh pada tanggal 15 agustus 2005 Doktor Zaini Abdullah menandatangani MOU Helsinki sebagai salah satu perwakilan GAM.


Atas dasar perjanjian tersebutlah kemudian aceh memiliki hak untuk mendirikan Partai Politik Lokal yang belum pernah ada di Indonesia bagian lain. Partai Aceh yang didirikan oleh mantan kombatan GAM kemudian menjadi alat perjuangan yang belum usai. Partai ini pulalah yang secara resmi mengusung Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur untuk masa kepemimpinan 2012-2017, pasangan ini berhasil memenangkan pilkada 2012 dengan kemenangan telak satu putaran.
Pada tanggal 25 juni 2012 pasangan ZIKIR resmi dilantik oleh Mentri Dalam Negeri Gamawan Fauzi bertempat di gedung DPRA Banda Aceh pelantikan ini menjadikan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf pemimpin Aceh yang sah secara Dejure, walaupun jauh sebelumnya sebagian besar masyarakat Aceh secara Defacto telah mengakui mereka sebagai Mentri dan Panglima

Tanpa kita sadari waktu berlalu begitu cepat, tidak terasa sudah Dua Tahun Pemerintahan ZIKIR memimpin Aceh banyak keberhasilan yang di raih Pemerintah Aceh selama kepemimpinan mereka, namun juga tak sedikit yang menilai pasangan ini gagal dalam memimpin Aceh walaupun sebenarnya belum masanya kita memfonis pasangan ini GAGAL.


Apresiasi

..........Saya pribadi cukup mengapresiasi kinerja dan senantiasa berdo’a agar pasangan ini selalu dalam lindungan Allah SWT. Apresiasi saya yang pertama dalam Dua Tahun Pemerintahan ZIKIR adalah pasangan ini mampu menjaga perdamaiaan aceh tetap langgeng sampai saat ini, walaupun perdamaian aceh sempat goyang di saat-saat menjelang Pemilu 2014 yaitu terjadinya beberapa aksi penembakan dan teror terhadap beberapa kader partai tertentu, dengan keberhasilan inilah saya yakin bahwa Pemerintah Aceh yang dipimpin Zikir sangat berkomitmen bahwa perdamaian adalah hal mutlak yang harus dijaga diatas segalanya. Dengan fakta ini jugalah saya tetap percaya bahwa perjuangan dan pesan pemimpin mereka terdahulu yaitu Dr Hasan Tiro tetap dipertahankan sampai sekarang, seperti semua kita ketahui bahwa pesan terakhir Hasan tiro adalah Jaga dan peliharalah perdamaian yang telah tercipta hingga menjadi perdamaian yang hakiki.


Apresiasi saya yang kedua adalah konsistensi pasangan ini untuk menjalankan seluruh butir-butir MOU Helsinki dan UUPA walaupun belum sepenuhnya pemerintah pusat memberikan semua hak Aceh secara ikhlas, namun pasangan ZIKIR tidak pernah lelah dan putus asa untuk menagih semua turunan UUPA agar tidak terjadi lagi perselisihan dimasa depan atau jangan sampai ada perjanjian LAMTEH jilid II.


Apresiasi saya yang selanjutnya adalah masalah penerapan Syari’at Islam, Pasangan ZIKIR cukup konsisten dalam penerapan Syari’at Islam meskipun sampai sekarang belum mencapai tingkat kaffah paling tidak ada usaha. Dikit-dikit lama-lama jadi bukit.  Coba anda lihat dari anggaran untuk pembangunan Dayah, gaji imam mesjid, dan pemberian beasiswa bagi santri yang belajar di tempat-tempat pendidikan islam setiap tahun mendapatkan penambahan yang cukup signifikan, saya yakin pasangan ini cukup mengerti bahwa tidak mungkin menerapkan Syari’at Islam tanpa didikan dan ilmu pengetahuan yang cukup.


Apresiasi saya yang terakhir adalah pengesahan anggaran tahun 2013 yang dilakukan sebelum tahun berjalan dimana sebelum pemerintahan ZIKIR belum pernah terjadi anggaran APBA disahkan sebelum tahun anggarannya berjalan. Ini merupakan sukses besar bagi pemerintahan ZIKIR.


Harapan

..........Kehidupan ini dimulai dengan harapan, dan yakinlah harapan tersebut akan tercapai jika usaha dan do’a selalu mengiringi harapan seseorang. Begitu juga dengan Pemerintahan ZIKIR, setelah pasangan ini terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh seluruh masyarakat Aceh memiliki harapan besar terhadap mereka, seperti Syari’at Islam, yang ibarat nafas bagi masyarakat Aceh, tanpa Islam mungkin Aceh lebih baik tiada. Begitu juga dengan pendidikan, Ekonomi serta keadilan. Seperti pesan Almarhum TGK Abdullah Syafi’ie “Bansa Aceh beu kong, Bansa Aceh beu Carong, Bansa Aceh beu kaya”. Kemudian ditasbihkan lagi oleh Almarhum Hasan Tiro dengan kata “Hajat Uloen hai Aneuk, Ta Doeng beu Koeng beu Meugloeng Lage Geupula”.


Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tahun 2014 mencapai 13,6 Triliun, sebuah angka yang cukup fantastis, namun sayang dengan angka rupiah yang sebesar itu pemerintah belum mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat Aceh pada umumnya. Menurut analisa saya penyebabnya adalah perencanaan kurang tepat serta realisasi yang minim seakan-akan pemerintah bekerja tidak sepenuh hati. Semoga Pemerintahan Zikir ke depan mampu menyelesaikan permasalahan yang cukup mendasar ini.


Jika harapan saya diatas adalah realisasi anggaran yang minim, kini saya mencoba mentelaah harapan yang lebih besar, yaitu manfaat dari realisasi tersebut. Semua Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) menggenjot serapan anggaran tanpa peduli uang rakyat tersebut terkuras untuk program-program yang kurang bermanfaat bahkan tanpa manfaat sama sekali. Ini merupakan kesalahan “primitif” yang telah menjadi warisan dari masa ke masa. Semoga pemerintah ZIKIR mampu menyelesaikan permasalahan ini.


Harapan yang hampir sama juga saya tujukan kepada seluruh masyarakat aceh, ingat aceh bukan cuma ZIKIR, kepada masyarakat Aceh, mari kita membantu pemerintah ZIKIR membangun Aceh, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan pemerintah saat ini. Karena No Body is Perfect, mari kita saling mengisi kekurangan dan kelebihan antara pemerintah dan masyarakat. Jangan karena sedikit kekeliruan dan kekurangan mereka lalu kita hujat, karena itu sama dengan kita memaki diri sendiri. Toh mereka jadi Gubernur dan Wakil Gubernur juga karena kita yang pilih. Jadi setelah kita pilih kemudian kita do’akan agar Allah SWT senantiasa mencurahkan rahmat dan karunianya kepada mereka agar menjadi pemimpin yang amanah dan menyayangi rakyatnya.


Harapan saya pribadi yang paling utama adalah Jangan Sampai Aceh Tertipu Lagi. Semua orang tau bukan sekali dua kali Aceh di tipu, dari Soekarno, Soeharto sampai Megawati. Jadi Implementasi UUPA harga mati tanpa dapat ditawar sepeserpun karena UUPA lahir diatas darah dan air mata rakyat Aceh. Jadi jangan pernah menyerah dan mundur walaupun cuman sejengkal, sekalipun nyawa yang menjadi taruhannya. Air mata janda, anak yatim serta darah syuhada tidak bisa dihargakan dengan rupiah.


Penulis: Ahmad Fauzi adalah mahasiswa ilmu komputer Universitas U’Budiyah Indonesia Banda Aceh, Berasal dari pedalaman Aceh Tamiang
Baca selengkapnya » 0 komentar

Pilpres dalam Dilema Aceh

Oleh Ahmad Fauzi


Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 meski hanya ada dua pasangan, tapi memberikan dilema tersendiri bagi masyarakat Aceh. Plus minus keduanya tak jauh beda. Sama-sama pernah bersentuhan dengan konflik Aceh.

.
Sulit menakar kelebihan para calon presiden itu untuk Aceh. Kedua pasangan kandidat memiliki sejarah masa lalu yang kelam bagi Aceh. Tulisan ini bukan untuk menghakimi para Capres dalam kasus, tapi lebih kepada upaya menakar kembali akar sejarah sebagai spion untuk kita berkaca, mana yang terbaik  diantara keduanya.
Pasangan nomor urut pertama Prabowo Subianto dan Hatta Radjasa. Pasangan ini di usung oleh gabungan Partai Politik (Koalisi Partai Politik) Gerindra, Golkar, PAN, PKS dan PBB. Prabowo Subianto purnawirawan TNI dan mantan Danjen Kopasus pada akhir-akhir masa Presiden Suharto berkuasa antara tahun 1966 sampai tahun 1998.
Pada masa kejayaan Cendana tersebutlah Aceh diterapkan sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) untuk memusnahkan gerakan separatis yang dinamakan pemerintah RI sebagai Gerakan Pengacau Keamanan (GPK) yang oleh pendiri dan pemimpin gerakan yang bertujuan memisahkan diri dari NKRI tersebut diberi nama sebagai Aceh Merdeka (AM). Namun gerakan ini kemudian mengubah nama menjadi Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Pada masa inilah yaitu rentang waktu antara tahun 1989 sampai 1998 saat penerapan Daerah Operasi Militer (DOM) ribuan nyawa masyarakat sipil Aceh melayang dan dihilangkan secara paksa tanpa jejak sampai sekarang serta tiada satupun pihak yang bertanggung jawab.
Akibat operasi baret merah ini juga ribuan wanita menjadi janda dan ribuan anak-anak menjadi yatim serta ribuan pelanggaran HAM berat lainnya seperti perkosaan, perampasan harta benda dan penganiayaan yang mengakibatkan cacat fisik dan mental.
Pada sebagian masa itulah Prabowo Subianto menjabat sebagai Danjen Kopassus akibat jabatannya tersebut banyak orang berpendapat sang jendral tidak bisa lepas dari tanggung jawab komando dan menjadikannya salah satu orang yang paling bertanggung jawab dalam sejumlah pelanggaran HAM yang terjadi di Tanah Rencong.
Mencermati lebih jauh, pada tingkatan pertangungjawaban, saya rasa Prabowo hanya pelaku sebuah kebijakan. Ia hanya menjalankan perintah dari atasan. Artinya Prabowo memang salah satu aktor dalam masa DOM di Aceh, tapi ia bukan sutradara. Di atas Prabowo masih ada Panglima TNI yang lebih bertangung jawab, dan di atasnya lagi ada presiden selaku panglima tinggi.
Meski demikian, sejarah kelam ini membuat masyarakat Aceh galau untuk memilih Prabowo Subianto sebagai pemimpin negri ini untuk lima tahun yang akan datang. Namun di sisi lain Partai lokal yang menguasai parlemen dan Pemerintah Aceh yang notabennya para mantan kombatan jauh-jauh hari telah berkomitmen untuk memenangkan Partai Gerindra di tingkat pusat atau DPR RI serta Prabowo Subianto sebagai Presiden.
Bahkan, Partai Aceh menempatkan ketuanya Tgk Muzakir Manaf yang menjabat Wakil Gubernur Aceh sebagai ketua dewan pembina Partai Gerindra Aceh serta ketua pemenangan Prabowo-Hatta Provinsi Aceh. Memang dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada hanya kepentingan. Partai Aceh memiliki deal-dealatau konsekuensi tertentu dari dukungan yang diberikan terhadap pasangan itu.
Kemudian pasangan nomor urut dua Joko Widodo dan Jusuf Kala. Pasangan ini diusung oleh gabungan (koalisi) Partai Politik yang di ketuai oleh PDI Perjuangan, koalisi ini terdiri dari PDIP, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI.
Jika Prabowo bertanggung jawab antara rentang tahun 1989 sampai 1998, maka Partai pengusung Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang sempat berkuasa pasca lengsernya Presiden Abdurrahman Wahid yang kemudian di gantikan oleh sang wakil Megawati Soekarno Putri bertanggung jawab semasa penerapan Darurat Militer di Aceh antara tahun 2002 sampai 2004. Lagi-lagi pada masa ini ribuan nyawa rakyat sipil Aceh melayang, ribuan wanita menjadi janda dan ribuan anak-anak menjadi yatim.
Megawati selaku presiden yang penah berjanji di hadapan ribuan masyarakat Aceh di halaman Mesjid Raya Baiturrahman, kemudian mengingkari janjinya. Megawati berjanji “Jika Cut Nyak jadi Presiden tak akan ada lagi darah yang mengalir di Aceh.”
Ia menyebutkan diri sebagai Cut Nyak, sebutan terhormat masyarakat Aceh. Dengan itu Megawati seolah ingin merebut simpati rakyat Aceh. Tapi apa lacur, kertika Megawati jadi Presiden semua itu ia abaikan. Ia bukan hanya ingkar janji terhadap rakyat Aceh, tapi menambah luka Aceh dengan menerapkan Darurat Militer (DM) di Aceh. Di sinilah tangan Megawati kembali berlumur darah orang Aceh.
Dengan sejumlah fakta tersebut maka sangat wajar jika masyarakat Aceh berada dalam dilema yang besar untuk memilih sosok yang paling tepat pada tanggal  9 Juni mendatang.
Jika kita melihat masa lalu maka tidak ada satupun calon yang layak dipilih oleh masyarakat Aceh. Kedua kubu sama-sama dihuni oleh politisi berlumuran darah masyarakat Aceh. Namun tidak memilih kedua-duanya alias golput juga bukan solusi. Mari kita menimbang-nimbang keduanya, karena kita hanya boleh memilih satu.
Bukan kali ini saja masyarakat Aceh berada dalam posisi dilema ketika ingin memilih Presiden, mari kita lihat saat Pilpres tahun 2004 saat putaran kedua tinggal dua pasangan kandidat yaitu Megawati dan SBY. Pada Pilpres putaran kedua inilah dilema hebat melanda para pemilih di Aceh.
Di satu sisi jika memilih Megawati yang merupakan orang paling bertanggung jawab dalam penerapan Darurat Militer di Aceh, di sisi lain Susilo Bambang Yudhoyono adalah purnawirawan TNI membuat kekhawatiran dan ketakutan masyarakat Aceh jika negri ini di pimpin oleh pensiunan jendral yang umumnya tegas. Dan pada akhirnya pilihan rakyat Aceh jatuh pada sosok SBY yang berhasil memenangkan RI 1 tersebut baik di Aceh maupun secara nasional.
Semua ketakutan dan kekhawatiran masyarakat Aceh terkubur ketika RI dan GAM menandatangani Nota Kesepahaman yang berisikan penyelesaian masalah Aceh dengan cara damai dan bermartabat pada tanggal 15 agustus 2005 di Helsinki Finlandia. Sejak saat itu SBY menjadi sosok yang dihormati di Aceh, dimana setelah lebih dari tiga puluh tahun Aceh dilanda konflik berdarah yang berkepanjangan SBY berhasil membawa angin segar perdamaian di bumi Iskandar Muda.
Kembali ke Pilpres 2014, jika memang tidak ada satupun Capres yang cocok berdasarkan cerminan  masa lalu, maka mari kita pindah ke jendela yang lain, yaitu jendela masa depan. Di antara dua capres ini mana yang lebih memberi pengaruh dan komitmen bagi kemajuan masa depan Aceh.
Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf telah mengatakan bahwa Prabowo akan memberikan perhatian lebih bagi Aceh serta akan menyelesaikan semua turunan UUPA dan Perpres kewenangan Aceh, maka tidak ada salahnya kita mengikuti dan mengiyakan anjuran wagub tersebut. Bahkan Rasulullah juga menyarankan kita untuk patuh pada pemimpin.
Semoga siapapun presiden yang akan terpilih nantinya mengerti tentang keistimewaan Aceh yang telah diakui oleh undang undang dan konstitusi Pemerintah Indonesia, karena dengan begitu damai Aceh akan langeng.[]

Ahmad Fauzi adalah mahasiswa Ilmu Komputer jurusan Sistem Informasi pada Universitas U’budiah Indonesia
Baca selengkapnya » 0 komentar

Pemerintahan ZIKIR dimata Blogger

Dua Tahun Pemerintahan ZIKIR- Tanggal 25 juni 2012 menjadi awal dari keberhasilan dan kesuksesan sebuah Gerakan Kemerdekaan Aceh, dimana sejak saat itu Pemerintahan Aceh di pegang penuh oleh gerakan ini. Semua itu ditandai dengan dilantiknya Mentri Kesehatan dan Panglima perang GAM sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2012 sampai 2013 oleh Mentri Dalam Negeri Gamawan Fauzi di kantor DPRA Banda Aceh. Jauh sebelumnya Parlemen Aceh juga di kuasai oleh Partai Aceh yang merupakan Partai bentukan mantan Kombatan serta pengusung pasangan ZIKIR ini.

Perjuangan belum berakhir, dengan penguasaan penuh dua lembaga tertinggi di Aceh Legislatif dan Eksekutif, kombinasi keduanya yang dipegang oleh satu Partai seakan tiada halangan lagi bagi kemajuan dan kemakmuran serta semua hak-hak Aceh yang tertuang dalam Naskah perjanjian MOU Helsinki. Ternyata setelah gerakan ini menguasai Pemerintahan Aceh PR yang lebih besar telah menunggu, yaitu kemiskinan, ketertinggalan, dan kualitas pendidikan yang bobrok.


Jika kita melihat dimana posisi Aceh saat ini, dimata Indonesia pun Aceh belum cukup syarat untuk disegani. Badan Pusat Statistik tahun 2012 melansir Aceh adalah Provinsi termiskin keenam dari 33 Provinsi di Indonesia, yang lebih tragis adalah dunia pendidikan Aceh, Provinsi ini menjadi Provinsi dengan jumlah siswa yang tidak lulus merupakan yang tertinggi untuk tingkat SMA di seluruh Indonesia  yang mencapai 785 orang, meskipun secara persentase Aceh menduduki peringkat delapan nasional. (Tempo, 21 mei 2014)

Secara de-jure, Aceh mungkin tidak dijajah, karena tidak ada pengakuan takluk dari penguasanya dan perlawanan konstan dari pejuangnya. Namun system pemerintahan, ekonomi, dan aspek formal lainnya dipengaruhi oleh institusi hukum buatan Belanda. Akibatnya peningkatan kualitas manusia Aceh seakan jalan ditempat karena terus diperangi dan sumber daya alam tak henti dikeruk serta Aceh kembali menjadi korban ditengah anggaran yang melimpah.

Waktu berlalu begitu cepat, tiada terasa pemerintahan Zikir hampir genap berusia dua tahun, banyak kesuksesan dan penghargaan yang diperoleh, namun juga tidak kurang yang menilai pemerintahan ZIKIR telah GAGAL membawa Aceh ke arah yang lebih baik. Sebenarnya semuanya benar dan semuanya salah, tergantung dari sudut mana anda memandang. Jika seseorang menilai sesuatu dari sudut pandang yang positif, maka yakinlah nilainya akan positif jua, dan sebaliknya jika seseorang menilai sesuatu yang negatif, pasti nilainya juga akan negatif.

Sebenarnya jika kita melihat pemerintahan ZIKIR selama dua tahun ini secara bijak dua sosok pemimpin Aceh ini merupakan sosok yang sangat tepat, walaupun sebagian dari janji-janjinya semasa kampanye belum sepenuhnya dipenuhi, Setidaknya sebagian kewenangan Aceh telah berhasil mereka rebut dari pemerintah pusat.  Membangun bangsa yang porak-poranda setelah puluhan tahun dilanda konflik bersenjata bukan semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan dan kemauan serta kontribusi semua pihak untuk membangun Aceh kearah yang lebih baik sehingga dapat disejajarkan dengan bangsa maju seperti Malaysia, Singapura bahkan Brunei Darussalam pasti akan terwujud jika dilakukan dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh.

Maka dari itu sebagai bangsa yang beradab mari kita apresiasi kinerja pemerintah ZIKIR dan semua kesalahan dan kekurangan dalam Dua Tahun Pemerintahanan ZIKIR jangan kita nilai sebagai kegagalan sistem pemerintahan yang dipimpin Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.

Penulis yakin apabila dikerjakan dengan niat yang ikhlas dan sepenuh hati serta dukungan penuh dari seluruh masyarakat Aceh Pemerintah ZIKIR akan mencapai keberhasilan dan mampu menjadikan Aceh yang bermartabat di mata dunia seperti buku yang pernah ditulis oleh sang Ayah Ideologis Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf  sekaligus Deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Dr Muhammad Hasan Tiro yang berjudul “Atjeh bak Mata Donya”.

Kepada pasangan ZIKIR dalam peringatan Dua Tahun Pemerintahan ZIKIR saya ucapkan terima kasih dan selamat mengemban tugas sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, semoga Allah SWT memberikan bimbingan dan petunjuk serta melimpahkan rahmatnya dan karunianya bagi Pemimpin Aceh ini dalam memakmurkan bumi Iskandar Muda dan menjadikan Aceh sebagai Nanggroe yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur.

“Setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang iya pimpin”


Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komputer jurusan Sistem Informasi pada Universitas U’Budiyah Indonesia
Baca selengkapnya » 1 komentar

Copyright © Fauzi Journey 2010

Template By Nano Yulianto